Elisa Bakery

Berawal memulai usaha roti hanya sekadar untuk bertahan hidup, wanita 65 tahun ini kini memproduksi 7.000 pesanan pembeli per hari. Begini kisahnya!

Adalah Oma Elisa, pemilik toko roti Elisa Bakery yang belakangan tengah viral. Toko roti yang berlokasi di kawasan Tambora, Jakarta Barat ini menawarkan roti jadul.

Rotinya sederhana, hanya berupa roti manis yang diisi dengan berbagai varian. Sejak dipromosikan oleh seorang food vlogger, toko roti ini jadi viral karena menarik perhatian.

Begini perjalanan Oma Elisa dalam mendirikan usaha roti.

                                            

1. Merantau dari Desa ke Kota

kehidupan Elisan dimulai dari sebuah desa kecil di Medan. Desa tersebut bernama desa Dolok. Kemudian, ia mulai merantau ke kota Medan hingga Jakarta untuk memulai usaha.

"Dolok itu desa jauh dari Medan, bisa 3-4 jam untuk ke sana. Terus merantau ke Medan, dan merantau lagi ke Jakarta untuk memulai usaha roti," ujar Elisa.


Saat itu, di Jakarta ia masih tinggal bersama saudaranya dan memulai usaha roti kecil-kecil pada 1978. Untuk membuat roti, Elisa belajar secara otodidak.

2. Jualan Pakai Sepeda

Dua jenis roti manis yang diproduksi saat pertama kali memulai usaha. Hanya sekitar 20-30 buah roti dengan dua varian, yakni varian cokelat dan varian keju.

"Awal bikin cuma 20-30 buah karena masih tinggal sama saudara, nebeng, jadi gak mungkin bikin banyak. Itu semuanya bikin sendiri," tutur Elisa.

Roti-roti tersebut kemudian dijual oleh Elisa dengan cara berkeliling menggunakan sepeda. Dulu, rotinyadibanderol dengan harga Rp 70 atau 70 perak saja.

3. Usaha Roti Mulai Berkembang

Tak disangka, roti buatan Elisa disukai banyak orang. Sejak itu, usahanya semakin berkembang dengan banyaknya reseller yang ingin menjual roti-roti Elisa.

"Karena mulai banyak pesanan, jadi kita pindah ke daerah Teluk Gong. Itu juga masih kecil, tapi produksi roti kita sudah meningkat sekitar 70-80 buah per hari,".Kemudian, roti Elisa juga sempat berjualan di Sentra Kue Subuh Pasar Senen. Saat itu, harga rotinya dibanderol sekitar Rp 125 - Rp 150, tergantung varian.

4. Sempat Bangkrut

Menjalani usaha kuliner memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Elisa pun pernah mengalami kebangkrutan pada usaha rotinya. Momen itu bertepatan dengan kerusuhan 98."Kerusuhan 98 itu kita habis di situ. Apalagi setelah itu ada rombongan bola ya yang buang-buangin semua barang, kita hancur, gak jualan di Senen lagi setelah itu," lanjut Elisa.

5. Kini Memproduksi 7.000 Roti Per Hari

Kehancuran tak membuat Elisa menyerah. Ia kembali bangkit memulai usaha rotinya. Beruntung, dari sebelumnya ia sudah memiliki banyak langganan dan reseller.

Setelah viral diunggah food vlogger, usaha rotinya pun semakin laris. Bahkan dalam sehari bisa menerima pesanan 5.000-7.000 roti setiap harinya.

Pesanannya pun sudah penuh untuk satu bulan. Karenanya mereka menerapkan sistem Pre Order H-5 sampai H-7. Pelanggannya bahkan ada yang rela datang dari berbagai daerah.

"Kemarin ada yang datang dari Pekanbaru, Bintaro, Depok. Makanya kita juga sediakan roti buat yang walk in, tapi sebaiknya datang lebih pagi biar gak kehabisan," tutup Elisa.

sumber detikfood




Comments